CHLOROPHYTA
(CHLOROPHYCEAE) GREEN ALGAE
Chlorophyceae (Ganggang hijau) adalah salah satu kelas dari
ganggang yang sel-selnya bersifat eukariotin (materi inti dibungkus oleh
membran inti), pigmen korofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga ganggang
ini berwarna hijau. Pigmen lain yang dimiliki adalah Karoten dan Xantofil
Chlorophyta (Yunani, chloros = hijau) adalah ganggang yang
berwarna hijau karena memiliki pigmen dominan klorofil a dan klorofil b, serta
pigmen tambahan karoten (kuning kemerahan) dan xantofil (kuning). Klorofil b
adalah jenis klorofil yang terdapat pada tumbuhan dan tidak dimiliki oleh
ganggang lain, kecuali Chlorophyta dan Euglenophyta.
KLASIFIKASI Chlorophyta (Green Algae) Chlorophyta (Alga
Hijau)
Kingdom
: Plantae
Divisio
:
Chlorophyta
Class
: Chlorophyceae
Ordo
: Halimedales
Genus
: Caulerpa
Species
: Caulepra
racesmosa
Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai
jenis alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat
bergerak aktif merupakan penyusun pitoplankton. Sebagian fitolankton adalah
alga hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya aktif melakukan fotosintesis
sehingga alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan.
Chlorella, salah satu anggota dari chlorophyceae memiliki
nilai gizi sangat tinggi dibandingkan dengan jenis jasad lainnya. Ukuran
tubuhnya mikroskopis, bentuk bulat, serta berkembangbiak dengan pembelahan sel,
di dalam sel chlorella masih memiliki chlorelin yaitu semacam antibiotik yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Organisme ini banyak ditemukan sebagai
plankton air tawar.
Peranannya bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan
dalam penyelidikan metabolisme di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan
untuk obat-obatan, bahan kosmetik dan bahan makanan. Serbuk Chlorella dalam
industri obat-obatan dimasukkan dalam kapsul dan dijual sebagai suplemen
makanan dikenal dengan “Sun Chlorella”. Pengembangannya saat ini di kolam-kolam
(contohnya di Pasuruan).
Beberapa anggota atau bagian yang bergabung dalam devisi
chlorophyta mempunyai persamaan pigmen, tempat penyimpanan dan susunan
kloroplas. Menurut Levavaseur (1989), menyatakan bahwa pigmen-pigmen
fotosintesis alga hijau berklarofil a dan b dan mengandung siphonaxanthin atau
lutein. Dan tempat penyimpanan cadangan makanan biasanya berupa pati.
2. KLASIFIKASI
chlorophyta memiliki 1 kelas, yaitu
chlorophyceae. Dan ada enpat ordo, yaitu:
1. volvocales
Pada umumnya memiliki unicleate-sel sempurna(punya
mitokondria badan golgi, reticulum endoplasma, dan organel. Bentuk tubuhnya ada
yang inicel, koloni, dan filament. Ordo ini ada yang memiliki flagel dan ada
juga yang tidak memiliki flagel. Pada umumnya fototaksis positif(bila ada cahaya
maka akan mendekati cahaya tersebut). Ordo ini memiliki lima family, yaitu:
1.Polyblepharidaceae
· Memiliki banyak genus, ada di air tawar, payau dan laut
· Unisel, memiliki dinding sel tebal atau tidak mempunyai
dinding sel
· Umumnya memiliki flagel
· Contoh genus: Polybleparides (flagel 8), Pyramimonas
(flagel 4), Dunaliella (flagel 2), Pedinomonas (flagel 1)
2 Chlamydomonadaceae
· Umumnya unisel, berdinding tebal
· Hidup di air tawar dan di laut
· Memiliki flagel (2 atau 4)
· Contoh genus: Chlamydomonas (flagel 2), Polytoma (flagel
2), Tetraselmis (flagel 4), Carteria (flagel 4)
3. Phacotaceae
· Memiliki dinding sel sel tebal yang disebut lorika atau
membran yang mengandung mangan atau besiUnisel, flagel umumnya 2
· Contoh genus Phacotus dan Pteromonas (lorika tidak
berpori), Dysmorphococcus (lorika berpori)
4. Volvocaceae
· Umumnya koloni, diselaputi oleh gelatin yang masih,
dinding sel mengandung selulosa
· jumlah flagel 2
· bentuk koloni bulat, speris atau elipsoid
· sel dalam koloni ada yang seragam ada yang berbedaMemiliki
banyak anggota.
· Contoh genus Pandorina, Platidorina, Gonium (ukuran sel
bervariasi), Pleudorina (ukuran sel seragam), Eudorina, Volvulina, Volvox
(ukuran sel bervariasi)
5. Spondylomoraceae
· Koloni, tidak diselaputi gelatin
· Hanya memiliki sedikit anggota
· Flagel berjumlah 2
· Contoh genus: Spondylomorum dan Pyrobotrys
2. ORDO TETRASPORALES
Bentuk selnya ada yang Uniselada yang koloni. Hewan ini
tidak memiliki flagel.Ordo ini memiliki 2 famili, yaitu:
1. Palmelaceae
Sangat mirip dengan Chlamydomonadaceae tapi tidak berflagel.
Contoh genus Palmella, Gloeococcus dan Gloeocystis.
2. Tetrasporaceae
· Koloni
· Memiliki pseudoflagel (tidak dapat bergerak) pada kutub
anterior.
· Contoh genus Tetraspora, Apiocystis
3. ORDO CHLOROCOCCALES
hewan ini memiliki bentuk unisel dan koloni. Dan tidak
memiliki flagel. Ordo in I memiliki 4 famili, yaitu:
1. Chlorococcaceae
· Umumnya berbentuk kokus dan dalam koloni berbentuk speris.
· Contoh genus : Chlorococcum dan neochloris
2. Oocystaceae
· Memiliki penyebaran yang luas
· Umumnya unisel, tidak bergerak
· Tidak menghasilkan zoospore
· Contoh genus Chlorella, Ankistrodesmus, Oocystis dan
Golenkinia
3. Hydrodictiaceae
· Umumnya koloni
· Dapat hidup di air tenang, maupun sedikit mengalir, seluruhnya
hidup di air tawar Contoh genus : Hydrodiction, Pediastrum, Sorastrum.
4. Scenedesmaceae
· Umumnya koloni, hidup di air tawar
· Contoh genus: Scenedesmus (jumlah sel dlm koloni 4, 8 atau
16 sel), Coelastrum (jumlah sel dalam koloni 4-128 sel)
4. ORDO ZYGNEMATALES
Pada Umumnya unisel, koloni, filamen atau desmid, Tidak
memiliki flagel. Biasanya hidup di air tawar atau payau. Yang berbentuk koloni
ada yg mhslkan lendir yang mengapung dan menimbulkan bau busuk.Ordo ini
memiliki 3 famili, yaitu:
1. Zygnemataceae
· Memiliki banyak anggota
· Dinding sel diliputi oleh lender
· Umumnya filament
· Hidup di air tawar
· Contoh genus Zygnema, Sirogonium, Mougeotia dan Spyrogyra
(filamen dengan jumlah spesies terbanyak (> 275 spesies)
2. Desmidiaceae
· Unisel, koloni atau filamen
· Umumnya placoderm desmid
· Sel tersusun atas 2 semisel yang sama persis
· Dinding sel terdiri dua lapis diliputi lendir
· Hidup di perairan sedikit asam (pH 5-6)
· Contoh Genus Closterium, Desmidium, Cosmarium,
Micrasterias, Staurastrum, Hyalotheca
3. Mesotaeniaceae
· Jumlah anggota tidak terlalu banyak
· Umumnya Saccoderm Desmid
· Contoh genus Mesotanium, Spirotaenia, Netrium dan
Cylindrocystis
3. CIRI-CIRI
CHLOROPHYTA
n Ciri Umum
ü Berwarna hijau terang
ü Kosmopolitan (air tawar, payau, asin. Dari oligotrof
sampai eutrof
ü Memiliki anggota terbanyak
ü Eukariot (umumnya uninucleate)
ü Ada yang unisel, koloni dan filamen
ü Pigmen yang dimiliki: klorofil a,b, karoten (ֶα,β,γ) dan beberapa xantofil
ü Dinding sel terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau
mannosa atau hemiselulosa
q Ciri-ciri khusus
Ø Sebagian anggota memiliki flagel -à dapat bergerak sedikit
Ø Bentuk flagel isokontae, jumlah dan letak sangat
bervariasi (apikal, subapikal, lateral)
3.1 HABITAT
Chrysophyta biasanya hidup di air tawar, air laut, air payau
tanah – tanah yang basah , ada pula yang hidup di tempat – tempat kering. Pada
umumnya melekat pada batuan, dan seringkali muncul kepermukaan apabila air
surut merupakan suatu penyusun plankton atau sebagai bentos. Yang bersel besar
ada yang hidup di air laut, terutama dekat pantai. Ada jenis chlorophyceae yang
hidup pada tanah-tanah yang basah. Bahkan diantaranya ada yang tahan akan
kekeringan. Sebagian lainnya hidup bersimbiosis dengan lichenes, dan ada yang
intraseluler pada binatang rendah. Sebagian yang hidup di laut merupakan
makroalga seperti Ulvales dan siphonales.
Chlorophyta yang hidup di air tawar memiliki sifat
kosmopolit, terutama yang hidup di tempat yang terkena cahaya matahari langsung
seperti kolam, danau dan genangan air hujan, sungai atau selokan. Alga hijau
juga ditemukan dilingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan dan kulit
batang pohon yang lembab (protococcus dan trentepotia. Beberapa anggotanya
hidup di air yang mengapung atau melayang. Beberapa jenis ada yang hidup
melekat pada tumbuhan atau hewan.
3.2 SUSUNAN TUBUH
Struktur tubuh bervariasi baik dalam ukuran, bentuk maupun
susunanya. Untuk mencakup sejumlah besar variasi tersebut, maka alga hijau
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
· Sel tunggal (uniseluler) dan motil (ex:Chlamydomonas)
· Srl tunggal uniseluler dan non motil (ex:Chlorella)
· Sel senobium (koloni yanh mempunyai jumlah sel tertentu
sehingga mempunyai bentuk yang relatif tetap)
· Koloni tak baraturan (ex:tetraspora)
· Filamen (ada yang bercabang dan tidak bercabang)
· Heterotrikus (filamen barcabang bentuknya terbagi menjadi
prostate dan erect)
· Foliaceus atau parenkimatis (filamen yang pembelahan sel
vegetatif terjadi lebih dari satu bidang.
· Tubular (talus yang memiliki banyak inti tanpa sekat
melintang)
3.3 SUSUNAN SEL
a. Dinding sel
Dinding sel tersusun atas 2 lapisan, lapisan dalam yang
tersusun atas selulosa dan lapisan luar tersusun atas pektin tetapi beberapa
bangsa Volvocales dindingnya tidak mengandung selulosa, melainkan tersusun oleh
glikoprotein. Dinding sel caulerpales mengandung xylan atau mannan. Banyak
jenis chlorophyceae mempunyai tipe ornamentasi dinding yang berguna dalam
klasifikasi.
b. Kloroplas
Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen
yang terdapat dalam kloroplas yaitu klorofil a dan klorofil b, beta karoten
serta berbagai macam xantifil (lutein, violaxanthin, zeaxanthin) kloroplas
dalam sel letaknya mengikuti bentuk dinding sel ( parietal,ex: ulotrix atau
ditengah lumen sel ( axial,ex:muogotia). Pada umumnya satu kloroplas setiap sel
tetapi pada siponoles zygnemales terdapat lebih dari satu kloroplas setiap sel.
Bentuk kloroplas sangat berfariasi. Faroasi bentuk kloroplas adalah sebagai
berikut:
o Bentuk mangkuk ( ex:Clamydomonas)
o Bentuk sabuk ( ex:Ulotrix)
o Bentuk cakram ( ex:Chara)
o Bentuk anyaman (ex:Oedogonium)
o Bentuk spiral (ex:Spyrogyra)
o Bentuk bintang (ex:Zygnema)
o Bentuk lembaran
Amilum dari chlorophceae seperti pada tumbuhan tingkat
tinggi, tersusun sebagai rantai glukosa tak bercabang yaitu amilose dan rantai
yang bercabang amilopektin. Sering kali amilum tersebut terbentuk dalam granula
bersama dengan badan protein dalam plastida disebut pirenoid. Tetapi beberapa
jenis tidak mempinyai pirenoid merupaka golongan chlorophyceae yang tinggi
tingkatannya. Jumblah pirenoid umumnya dalam tiap sel
tertentu da[pat digunakan sebagai bukti taksonomi.
c. Inti
Chlorophyceae mempunyai inti seperti pada tumbuhan tingkat
tinggi yaitu diselubungi oleh membrane inti dan terdapat nukleus serta
kromstin. Inti umumya tunggal, tetapi jenis anggotayang tergolong dalam bangsa
shiponales memiliki inti lebih dari satu.
d. Cadangan makanan
Cadangan makanan pada chlorophyta seperti pada tumbuhan
tingkat tinggi yaitu berupa amilum, tersusun oleh amilosa (rantai glukosa tidak
bercabang) dan amilopektin (rantai glukosa yang bercabang). Sering sekali amilum ditemukan
dalam granula bersama dengan protein dalam plastida disebut pirenoid. Tetapi
beberapa jenis tidak memiliki pirenoid yaitu pada golongan chlorophyceae yang
telah tinggi tingkatannya, tirenoid dapat digunakan sebagai bukti taksonomi.
e. Fototaksis dan
bentuk mata
Pada chlorophyta terdapat dua tipe pergerakan fototaksis,
yaitu
1. Pergerakan dengan flagella
Pada umunya sel alga hijau baik sel vegetatife maupun sel
generatife ditemukan adanya alat gerak. Flagella pada kelas chlorophyceae
selalu bertipe whiplash (akronomatik) dan sama panjang (isokon) kecuali pada
bangsa oedogoniales memiliki tipe stefanokon. Flagella dihubungkan dengan
struktur yang sangat halus disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada
pangkal dari tiap flagella disebut blepharoplas. Tiap flagella terdiri dari
axonema yang tersusun oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah
terdapat dua singlet mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan
9+2. Flagella tersebut dikelilingi oleh selubung plasma.
2. Pergerakan dengan sekresi lender
Dalam monografi tentang desmid, ditunjukkan terjadi
pergerakan pada desmid di permukaan lumpur dalam laboratorium. Pergerakan
tersebut disebabkan oleh adanya stimulus cahaya yang diduga oleh adanya sekresi
lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel. Selama pergerakan
kedepan bagian kutub berayun dari satu sisi ke sisi lain sehingga lendir bagian
belakang seperti berkelok-kelok.
f. Flagella
Pada umumnya sel alga hijau baik sel vegetatif maupun sel
generatif dijumpai adanya alat gerak. Flagella pada kelas chorophyceae selalu
bertipe whiplash (akronomatik) dan sama panjang (isokon), kecuali pada bangsa
Oedogoniales memiliki type stefanokon. Flagella dihubumgkan dengan struktur sel
yang sangat halus disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal
dari tiap flagella disebut blephoroplas. Granula tersebut masing-masing
dihubungkan oleh benang yang letaknya melintang disebut paradesmosa. Risoplas
merupakan benang tegak dan lurus menghubungkan salah satu dari granula
(blepharoplas) dengan struktur intranuklear dari inti disebut sentrosom.
g. Perkembangbiakan
Perkembangbiakan secara seksual banyak dijumpai yaitu,
isogami, anisogami, dan oogami. Meiosis dapat terjadi pada zigot yag
berkecambah atau pada waktu pembentukan spora dan gamet. Daur hidup yang umum
dijumpai adalah tipe haplontik, meskipun beberapa jenis termasuk tipe
diplohaplotik.
Isogami merupakan perkembangbiakan secara seksual yang
paling sederhana dan menunjukkan ke arah anisogami, pada tipe anisogami
masing-masing jenis merupakan sel bebas dengan ukuran tidak sama, sedangkan
yang lebih maju lagi yaitu tipe oogami. Pada tipe oogami masing-masing jenis
telah menunjukkan perbedaan baik jenis maupun ukurannya.
Perkembangbiakan secara aseksual dengan cara membentuk sel
khusus yang mampu berkembang menjadi individu baru tanpa terjadinya peleburan
sel kelamin. Pada umumnya terjadi dengan peleburan spora, oleh karena itu
disebut perkembangbiakan secara sporik.
Zoospora dibentuk oleh sel vegetatif, tetapi beberapa
tumbuhan terbentuk dalam sel khusus yang disebut sporangia. Zoospora setelah
periode berenang beberapa waktu berhenti pada substrat yang sesuai, umumnya
dengan ujung anterior, flagella dilepaskan dan terbentuk dinding. Selama proses
ini alga mensekresikan lendir yang berfungsi untuk mempertahankan diri.
Macam-macam perkembangbiakan pada alga hijau, yaitu:
1. Secara vegetatif
Secara vegetatif perkembangbiakan dilakukan dengan cara
fragmentasi tubuhnya dan pembelahan sel, serta pembentukan sporik yaitu dengan
membentuk:
Aplanospora, yaitu spora yang tidak dapat bergerak, contoh:
chlamydomonas
Planospora, yaitu spora yang dapat bergerak
Autospora yang berasal dari aplanospora, contoh: chlorella,
chlamydomonas.
Autokoloni yang berasal dari aplanospora, contoh:
scenedesmus, pediastrum, dan crucigenia.
2. Secara aseksual
secara aseksual: yaitu dengan pembentukan zoospora,
aplanospora, hipnospora, autospora, dan konjugasi.
Konjugasi, yaitu sel protoplas tumbuhan I ke tumbuhan II.
Contoh: spyrogira.
Prosesnya, filament saling mendekat kemudian sama-sama
membentuk tonjolan kecil, selanjutnya membentuk papilla, kemudian ke dua
dinding papilla melebur hingga membentuk saluran, dilanjutkan dengan gamet
jantan masuk ke sel betina melalui saluran itu.
Konjugasi ada 3 yaitu:
1. Konjugasi bentuk tangga (skalariform), yaitu pertemuan 2
protoplas di saluran konjugasi. Contoh: spyrogira.
2. Konjugasi bentuk lateral, yaitu perkawinan antara 2
protoplas yang saling berlekatan yang berasal dari satu filament. Contoh:
zygnema
3. Konjugasi silang yaitu perkawinan antara 2 protoplas yang
tanpa saluran konjugasi. Contoh: mougeotia dan zygnema
3. Secara seksual
secara seksual: isogami, Anisogami, oogami, aplanogami.
Isogami yaitu: gamet yang bentuk dan ukurannya sama (belum
dapat dibedakan mana jantan dan betina). Contoh: gonium, ulva.
Anisogami : gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama
(gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama). Contoh: codium, bryopsis.
Oogami yaitu jenis anisogami dengan gamet jantan yang aktif
(gametangium oogonium, dan gametangium spermatid). Contoh: volvox dan
oedogonium.
Berdasarkan sel gamet, perkembangbiakan dibedakan menjadi:
1. Heterotalik, yaitu perkembangbiakan yang berasal dari dua
talus yang berbeda. Contoh: spyrogira.
2. Homotalik, yaitu perkembangbiakan yang berasal dari satu
talus. Contoh: zygnema
Menurut smith (1955) kelas chlorophyceae terdiri dari 10
bangsa yaitu: volvocales, tetrasporales, schizogonales, chlorococales,
ulotrichales, oedogonales, ulvales, shiponales, shiponocladales, dan
zignematales. Sedangkan menurut mattox dan stewart (1984), membagi chlorophyta
dalam 5 kelas yaitu: mikromonadophyceae, charophyceae, ulvophyceae, pleurastrophyceae,
dan chlorophyceae.
Klas chlorophyceae sendiri terbagi dalam 9 bangsa, yaitu:
1. Volvocales, sel-sel flagellate dan berkoloni, dinding sel
glikoprotein
2. Tetrasporales, aggregasi palmolloid dan berkoloni,
flagellta non motil, sel-sel dengan vacuoles contractile, tubuh basal dan
bentuk mata, dinding glikoprotein.
3. Chlorococcales, sel-sel non motil, aggregasi dan
berkolon, sel-selnya tanpa vakuola kontraktil, pembagiannya hanya menyatu
dengan bentuk pada tahap reproduksi saja.
4. Ulotrichales, filament talus dengan uninukleat sel
5. Ulvales, parenkim sel.
6. Oedogoniales, filament-filamen bercabang dan tidak
bercabang dengan sel-sel uninukleat, pembagian sel-sel termasuk pembentukan
lingkaran stephanokontous zoospore dan sperma.
7. Cladoporales, alga multiseluler dengan sel-sel
multinukleat, filament atau sacsate thali.
8. Caulerpales, sel berkomposisi dengan talus,
siphonaxantin, dinding selulosa, mannans atau xylan.
9. Dasicladales, talus sel tunggal dengan simetri radial,
gamet terbentuk pada sebuah cyst, dinding mennans
Clorophyta juga bervariasi dalam sejarah kehidupan mereka.
Ada tiga dasar susunan yang bergantung ketika terjadi miosis. Pada keadaan yang
primitif, sel vegetatif adalah haploid dan zigot yang satu adalah bentuk tingkatan
yang tidak aktif dalam merespon pada kondisi yang menegangkan. Miosis terjadi
ketika zigot berkecambah. Tipe kedua dalam sejarah kehidupan yaitu terjadinya
pergantian generasi, sebagai gantinya zigot mengalami miosis, ini dibagi
mitotacally, dalam sebuah bentuk diploid talus, miosis terjadi selama formasi
berdaya membiakkan sel. Hasil spora memberikan peningkatan pada haploid talus,
jadi ada pergantian antara perbedaan fase haploid dan diploid vegetatif. Kedua
fase mungkin mirip dalam rupa dan dapat dibedakan hanya dengan kepastian jumlah
kromosom atau tipe daya membiakkan sel dibentuk. Dalam hal ini generasi adalah
isomorphic. Dalam pergantian generasi heteromorphic, fase haploid dan diploid
jelas beda dalam rupa. Akhirnya tipe ketiga dalam sejarah kehidupan adalah
sedikit ganggang hijau. Ini mula-mulanya dari pergantian generasi dengan
perubahan miosis pada waktu formasi gamet. Zigot dihasilkan dari peleburan
memperkembangkan gamet pada sebuah diploid talus yang baru. Gamet adalah
satu-satunya sel haploid.
4. MACAM-MACAM
CHLOROPHYTA
1. Chlorophyta bersel
tunggal tidak bergerak
Chlorella. Banyak ditemukan sebagai plankton air tawar.
Ukuran tubuhnya mikroskopis, bentuk bulat, serta berkembangbiak dengan
pembelahan sel. Chlorella sebagai Makanan Suplemen
Chlorococcum. Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar,
bentuk bulat telur, setiap sel memiliki satu kloroplas bentuk mangkuk.
Reproduksi dengan membentuk zoospora (secara aseksual).
2. Chlorophyta bersel
tunggal dapat bergerak
Chlamidomonas.
Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat
gerak, terdapat 1 vacuola, satu nukleus dan kloroplas. Pada kloroplas yang
bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata) dan pirenoid sebagai
tempat pembentukan zat tepung.
3. Chlorophyta
berbentuk koloni tidak bergerak
Hydrodictyon. Hydrodictyon banyak ditemukan di dalam air
tawar dan koloninya berbentuk seperti jala. Ukuran cukup besar sehingga dapat
dilihat dengan mata telanjang. Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan
fragmentasi. Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan
membentuk koloni baru. Sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.
4. Chlorophyta
berbentuk koloni dapat bergerak
Volvox. Volvox ditemukan di air tawar, koloni
berbentuk bola jumlah antara 500 sampai 5000 buah. Tiap sel memiliki 2 flagel
dan sebuah bintik mata. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual
dengan konjugasi sel-sel gamet.
5. Chlorophyta
berbentuk benang
Spyrogyra. Ganggang ini didapatkan di sekitar kita yaitu
di perairan. Bentuk tubuh seperti benang, dalam tiap sel terdapat kloroplas
berbentuk spiral dan sebuah inti. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,
sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi.
Oedogonium.
Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air tawar dan melekat di dasar
perairan. Reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah
zoospora yang berflagela banyak. Reproduksi generatif adalah salah satu benang
membentuk alat kelamin jantan (antiridium) dan menghasilkan gamet jantan
(spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat kelamin betina yang
disebut Oogonium. Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum). Sperma tozoid
membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk individu
6. Chlorophyta
berbentuk lembaran
Ulva. Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut
dan menempel di dasar, bentuk seperti lembaran daun. Berkembangbiak secara
vegetatif dengan menghasilkan spora dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid
(n), Ulva haploid disebut gametofit haploid. Kemudian secara generatif
menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Pertemuan gamet jantan dan gamet
betina akan menghasilkan zigot (Z2n). Zigot berkembang menjadi Ulva yang
diploid disebut sporofit. Selanjutnya sporofit membentuk spora yang haploid
setelah mengalami meiosis. Selanjutnya mengalami mitosis dan menghasilkan
gametofit haploid
Chara. Chara hidup di air tawar terutama melekat pada
batu-batuan. Bentuk talus seperti tumbuhan tinggi, menyerupai batang, yang
beruas-ruas dan bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula
dan globula. Di dalam nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan ovum. Di
dalam globula terdapat anteridium yang memproduksi spermatozoid. Spermatozoid
akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang berdinding sel. Pada
reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi.
2.5 PERANAN CHLOROPHYTA
Cholophyta mempunyai peranan penting dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu:
1. Produsen primer (penyedia oksigen) no1 d air
2. Sebagai alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama
spesies chlorella (karena kandungan chlorelinnya banyak mengandung vitamin E)
3. Sumber pakan alami bagi ikan dan organism air lain
(terutama benih)
4. Beberapa diantaranya dibudidayakan sebagai sumber pakan
dip anti pembenihan ikan, contoh: chlorella, dunaliella, tetraselmis, dan
scenedesmus
5. Jenis tertentu dimanfatkan sebagai suplemen makanan bagi
manusia dan sebagai pengawet makanan
6. Twtraselmis dan chlorella dikenal sebagai probiotik
GANGGANG API
(Pyrrophyta)
1.
Gambaran Umum Phyrophyta
Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua
flagel yang berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu
saluran. Mengandung pigmen (klorofil A,C2 dan pirimidin, sementara yang lain
memiliki klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang dapat berfotosintesis. Hanya
dinoflagellata yang memiliki kemampuan untuk berfotosintesis.
Pyrophyta disebut juga dinoflagellata dimana tubuhnya
tersusun atas satu sel, memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif serta
habitat di laut bersifat fosforesensi yaitu memiliki fosfor yang memancarkan
cahaya, yang kemampuannya disebut bioluminescent (dapat menghasilkan cahaya
sendiri). Nama dinoflagellata berasal dari gerakan berputar dari sel swimming.
Meskipun kebanyakan dinoflagellata adalah flagellata uniselular, koloni dari
sel flagellata, sel non-flagellata, pengumpulan palmelloid, dan filamen telah
diketahui. Cadangan makanan berbentuk tepung atau minyak.
Ciri-ciri alga api yaitu sebagai berikut :
a. Alga yang termasuk
alga api ini disebut dinoflagellata.
b. Tubuh tersusun atas satu
sel memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif.
c. Di sebelah luar
terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel.
d. Berkembangbiak dengan
membelah diri.
e. Kebanyakan hidup di
laut dan sebagian kecil hidup di air tawar.
2.
Morfologi
Pyrrophyta merupakan alga uniselular (bersel satu) dengan
dua flagel yang berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu
saluran. Mengandung pigmen (klorofil A,C2 dan piridinin, sementara yang lain
memiliki klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang dapat berfotosintesis. Hanya
dinoflagellata yang memiliki kemampuan untuk berfotosintesis.
Alga api ini berbentuk sel tunggal dan bentuk filamennya
bercabang. Anggota yang memiliki dinding sel terdiri dari selulosa dan
lempeng-lempeng. Contoh : Glenodinium dan Peridinium terdapat lekukan pada
tubuh selnya.
selain itu terdapat butir-butir kromatin yang berupa untaian
(hal ini merupakan ciri khas dari alga api). Dikelompokkan sebagai protista
autotrof oleh adanya klorofil a dan c, tetapi tidak mempunyai klorofil b pigmen
xantofil yang khas yaitu peridinin, neoperidinin, dinoxanthin dan
neodinoxanthin) dan b karoten yang memberikan warna coklat atau warna coklat emas.
Pyrrophyta memiliki alat gerak berupa flagel sebanyak 2
buah, satu buah melingkar sedangkan satu lagi berada dibagian posterior. Ada
juga falgel yang terletak di bagian lateral. Bila flagel yang melingkar
bergerak, maka sel akan berputar dan bila flagel bagian posterior yang bergerak
maka sel akan maju.
Pyrrophyta bersifat fotoautotrof atau heterotrof, sebagai
saprofit, parasit, hidup bersimbiosis atau holozoik. Karakteristik organisme
ini dari eukariotik lainnya adalah tetap memadatnya kromosom pada semua stadia
sehingga dikenal dengan sifat mesokariotik.
Yang paling umum dinoflagellata fosil yaitu dalam bentuk
kista. Namun, beberapa spesies memiliki kista dinding sel terbuat dari
selulosa, yang tidak menjadi fosil. Spesies yang menjadi fosil biasanya
memiliki dinding yang terbuat dari bahan yang mirip dengan sporopollenin.
3.
Struktur Sel
Pembagian pyrrophyta dalam 2 golongan berdasarkan pada ada
tidaknya penutup sel (ampiesma) yaitu yang telanjang (unarmored) dan mempunyai
penutup sel (theca). Pada theca terdapat pelat-pelat seperti baja dengan
komponen utama sellulosa. Jumlah dan letak pelat digunakan sebagai dasar dalam
pemberian nama Peridinium.
Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid
yang mengandung pigmen karetinoid.
Tubuh dinoflagellata primitif pada umumnya berbentuk ovoid
tapi asimetri, mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal
dekat tubuh bagian tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian
posterior. Sedangkan flagella yang lain ke arah transversal dan ditempatkan
dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh atau bentuk spiral pada
beberapa belokan. Lekukan tranversal disebut girdle, merupakan cincin yang
sederhana dan jika berbentuk spiral disebut annulus. Flagellum transversal
menyebabkan pergerakan rotasi dan pergerakan kedepan, sedangkan flagellum
longitudinal mengendalikan air ke arah posterior.
Sel Dinoflagellata terbagai secara transversal oleh cingulum
menjadi epiteka dan hipoteka. Pada Peridinium, epiteka tersusun atas 2 seri
yaitu apical dan precingular. Pada beberapa genus terdapat seri pelat
yang tidak sempurna pada permukaan dorsal dengan 1-3 pelat interkalar anterior
. Hipoteka tersusun atas 2 seri transversal yaitu cingular dan antapikal juga
sering terdapat seri yang tidak sempurna yaitu interkalar posterior.
Beberapa spesies yang termasuk dalam divisi pyrrophyta yaitu
:
Gymnodinium merupakan contoh Dinoflagellata yang tubuhnya
tidak tersusun oleh pelat-pelat. Banyak dijumpai hidup di air tawar dan air
laut, merupakan dinoflagellata yang cingulumnya terletak di tengah-tengah dan
melingkari sel dengan sempurna dan berakhir pada permukaan ventral.
Ceratium hidup di air laut ataupun air tawar, mempunyai tiga
prosesus dinding sehingga berbentuk seperti terompet, yang satu pada akhir
tubuh, sedang yang dua ditempat tubuh lain yang tidak digunakan untuk berlabuh.
Histiophysis mempunyai bentuk seperti kendi dan Ornithocercus mempunyai bentuk
seperti layar atau sayap.
4.
Habitat dan Ekologi
Pyrrophyta berasal dari lautan (dominan) tetapi ada beberapa
ratus spesies yang lain yang berada di air segar. Pyrrophyta memiliki variasi
nutrisi yang besar dari autototropik ke bentuk heterotropik yang mana terdapat
vertebrata parasit dan ikan atau alga phagocytiza yang lain.
Mayoritas dari dinoflagellata berasal dari lautan, tetapi
ada beberapa ratus spesies yang lain yang berada di air segar. Dinoflagellata
adalah komponen yang penting dari plankton, khususnya pada kondisi hangat
sebagai penambahan, beberapa spesies adalah benthic atau terjadi dalam
peristiwa simbiotik. Dinoflagellata memiliki variasi nutrisi yang besar, dari ragenutu
tropik ke bentuk heterotropik yang mana terdapat juga invertebrata parasit dan
ikan atau alga phagocyt yang lain. Dinoflagellata yang memiliki sistem
fotosintesis dan membutuhkan vitamin disebut autotrop dan yang membutuhkan
energi disebut heterotrop.
Pertumbuhan yang cepat dari plankton dinoflagellata mungkin
akan menghasilkan warna coklat atau merah dimana perubahan wama air disebut red
tide. Red tide biasanya terjadi pada air pesisir pantai dan muara. Beberapa
dinoflagellata menghasilkan red tide adalah Luminescent, spesies lain mungkin
mengandung racun yang dapat dilepaskan kedalam air atau terakumulasi dalam
rantai makanan. Dalam beberapa kasus, racun dapat menyebabkan kematian ikan
atau menyebabkan keracunan manusia yang makan makanan yang terkontaminasi oleh
moluska atau ikan.
Red tide merupakan blooming Pyrrophyta dengan 1- 20 juta sel
per liter. Red tide dapat menyebabkan:
a) Kematian ikan dan
invertebrata, jika yang blooming adalah Ptychodiscus brevis.
b) Kematian invertebrata jika
yang blooming adalah Gonyaulax, Ceratium dan Cochlodinium.
c) Kematian organisme laut,
yang lebih dikenal sebagai paralytic shellfish poisoning, jika yang blooming
adalah Gonyaulax.
Penyebab dari berkembangnya dinoflagellata umumnya
berhubungan dengan kondisi lokal.
5. Reproduksi
Pyrrophyta memiliki beberapa cara perkembangbiakan, yaitu
secara :
a) Vegetatif, yaitu dengan pembelahan sel yang
bergerak, jika sel memiliki panser, maka selubung akan pecah. Dapat juga dengan
cara protoplas membelah membujur, lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat
mengembara yang kemudian masing – masing membuat panser lagi. Setelah mengalami
waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding mengadakan pembelahan reduksi,
mengeluarkan sel kembar yang telanjang.
b) Sexual, dalam sel terbentuk 4 isogamet yang
masing-masing dapat mengadakan perkawinan dengan isogamet dari individu lain
c) Sporik, yaitu dengan zoospora (contohnya
Gloeonidium) dan aplanospora (contohnya Glenodinium)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar