OUTLINE
PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP & PRILAKU
SEKSUAL REMAJA TERHADAP KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA
Diusulkan oleh:
Iman Tantomi NIM 131510121
(Angakatan 2013)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2016
Judul Outline :
HUBUNGAN ANTARA PENEGTAHUAN SIKAP DAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA TERHADAP
KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA
Pengusul
a. Nama :
Iman Tantomi
b. NIM :131510121
c. Peminatan :Kesehatan
Reproduksi
d. Program Studi :Kesehatan
Masyarakat
e. Telp./Hp :081528240848
Mengetahui, Pontianak,
........................2016
Ketua Peminatan Pengusul,
M.
Taufik S.K.M, M.Kes (Iman Tantomi)
NIDN. NIM.
131510121
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya dan hidayah-Nya, sehingga
tugas outline ini dapat di selesaikan dengan judul “Hubungan antara Pengetahuan,
Sikap, dan Prilaku Seksual Remaja Terhadap Kehamilan Tidak diinginkan pada
Remaja”. Tugas yang di berikan ini semoga dapat melanjutkan pada tahap
selanjutnya dalam proses Skripsi nantinya.
Penulis
menyadari masih perlunya bimbingan dalam penulisan karya ilmiah ini untuk itu
di perlukannya saran dan pendapat dari pihak lainnya. Besar harapan dalam penulisan ini untuk melaksanaan
kewajiban sebagai mahasiswa, dan memperluas keilmuan dalam bidang kesehatan
reproduksi khususnya dalam menangani kehamilan tidak diinginkan pada remaja.
DAFTAR ISI
LEMBARAN
USUSLAN........................................................ii
KATA
PENGANTAR..............................................................iii
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................iv-v
RINGKASAN..........................................................................vi
BAB
I PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang...................................................1-3
I.2.
Perumusan Masalah
I.3.
Tujuan Penelitian..................................................4
3. I.1 Tujuan Umum.............................................4
3. I.2 Tujuan Khusus.............................................4
I.4.
Manfaat Penelitian
4. I.1. Bagi Mahasiswa..........................................5
4. I.2. Bagi Fakultas..............................................5
4. I.3. Bagi Peneliti................................................5
1.5. Keaslian
Penelitian......................................5-8
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Kehamilan tidak
diinginkan........................9-12
II. 2
Pengetahuan
.................................................12-13
II. 3
Siksp.............................................................14-15
II. 4
Prilaku seksual.............................................16-18
II. 5
Prilaku seksual remaja................................18-21
II. 6
Kerangka Teori.................................................22
BAB
III METODE PENELITIAN
III. 1
Desain Penelitian...............................................23
III.2. Populasi dan Sampeol
III. 2.1. Populasi................................................23
III. 2.2. Sample..................................................23
III.2.3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
III.
3.1. Data Primer........................................23
III.
3.1. Data Sekunder......................................24
III. 2
Teknik Pengolahan dan Penyajian Data...........24
III. 3
Teknis Analisis Data.....................................24-25
DAFTAR PUSTAKA...............................................................26
LAMPIRAN.................................................................................27
RINGKASAN
Kehamilan
tidak diinginkan merupakan (KTD) pada remaja seringkali beujung aborsi.
Kehamilan pada remaja di kerenakan pada usia remaja pada saat melakukan
hubungan seksual terjadi pada masa subur, yang menimbulkan kehamilan pada
remaja putri. Beberapa faktor penyebab kehamilan yang tidak diiginkan pada
remaja adalah pengetahuan, dari pengetahuan remaja yang kurang baik itu
terbatasnya informasi, faktor komunikasi orang tua terhadap seksualitas remaja,
yang kemudian itu memicu sikap remaja yang menganggap seks adalah kebutuhan
bagi remaja.
Sikap
dan prilaku seksual pada remaja yang di awali oleh hasrat dan keinginan nafsu
sahwat, di tambah lagi dengan mudahnya mengakses video porno,buku, majalah
dewasa, yang membuat para remaja untuk meniru adegan yang ia tonton. Untuk
melampiaskan hawa nafsu maka remaja mengaplikasikannya dengan lawan jenis
terkhusus pacarmya sendiri, yang hasilnya dapat menyebabkan kehamilan yang
diinginkan remaja maupu keluarga itu sendiri.
Kehamilan
yang tidak diinginkan dapat dicegah melaui dedikasi orang tua, prendidikan
mengenai kesehatan reproduksi remaja, melaksanakan hal-hal yang positif seperti
berolah raga, menjalakan ibadah, serta kegiatan sosial yang dapat di lakukan
oleh remaja itu sendiri. Pada kasus ini juga perlukaknya kewaspadaan orang tua
kepada anaknya, baik dari segi pola asuh, pengetahuan orang tua, lingkungan,
teman sebaya dan juga kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mencegah
terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1Latar Belakang
Undang-undang
nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan mencantumkan tentang pentingnya kesehatan
reproduksi harus dilakukan secara preventif, kuratif dan rehabilitatif. Usia
yang menjadi perhatian khusus dalam masalah kesehatan reprodiksi adalah usia
masa remaja dimana usia remaja berhak memperoleh informasi, eduksi, dan
konsling mengenaikesehatan reproduksi yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan (Depkes RI,2007).
Usia remaja sendiri merupakan masa transisi
yang ditandai oleh berbagai perubahan
fisik, emosi dan psikis dan usia remaja itu sendiri berada pada rentang 11-12
tahun (BKKBN, 2006). Perubahan fisik dan tingkah laku sperti menjaga
penampilan, mulai tertarik dengan lawan jenis, berusaha menarik perhatian dan
muncul perasaan cinta terhadap lawan jenis yang kemudian akan menyebabkan
permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialami
oleh remaja sendiri (Gunarsa,2012 dalam Farida,2014).
Pada saat fase ini remaja
akan cendrung terpaparnya remaja dengan masalah kesehatan reproduksi yaitu
proses produksi hormon seksual dalam yang akan mengakibatkan timbulnya hasrat
dan dorongan emosi dan seksual. Organ reproduksi sangat rentan Infeksi Menular
Seksual (IMS) da HIV AIDS (Saifuddin; Ahmad Fedyani,1999 dalam Astin Nurhanifah
dan Kusyoo Cahyo,2012).
Memasuki usia remaja
banyak hal yang harus dipelajari dari masa ini. Dorongan seksual yang terjadi
pada masa remaja apabila tidak didukung dengan sikap dan pengetahuan ditambah
lagi dengan keterbatasan untuk memperoleh informasi kesehatan reproduksi akan
menjadi resiko dalam permasalah seksualitas remaja. Masalah seksualitas yang
sering terjadi pada masa remaja antaralain, terinfeksi penyakit menular seksual
(PMS), HIV dan AIDS, penyalahgunaan napza, aborsi, dan kehamilan yang tidak
diinginkan yang timbul akibat berhubungan seks pada saat masa subur
(Gunarasa,2012 dalm Farida,2014).
Remaja merupakan
kelompok potensial yang perlu mendapatkan penanganan serius. Proporsi penduduk
berusia remaja menunjukan angka yang cukup besar, dengan adanya dorongan
seksual perilaku remja mulai diarahkan untuk menarik perhatian lawan jenisnya,
dan dalam rangka mencapai mengenai seks, ada remaja yang melakukannya dengan
cara terbuka bahkan mulai mencoba bereksperimen dalam kehidupan seksual,
misalnya melalui pacaran. Dengan berpacaran dalam membentuk perilaku kintiman
melalui ciuman, bercumbu dan lain sebagainya. Tidak tersedianya informasi yang
akurat yang benar pada kesehatan reproduksi, memaksa remaja untuk mengakses
majalah, buku, maupun flim pornografi dan mengekplorasi diri untuk mendapatkan kenikmatan. Hasilnya remaja
yang beberapa genarasi lalumasih malu-malu kini sudah melakukan hubungan seks
usia dini, yakni 13-15 tahun (Depsos RI 2008).
.
Pengetahuan remaja
mengenai masalah kesehatan reproduksi masih relatif rendah. Berdasarkan hasil
survei kesehatan reproduksi remaja (SKKRI) 2002-2003 menunjukan bahwa 21%
perempuan dan 28% laki-laki tidak mengetahui tanda perubahan fisik apapun dari
lawan jenisnya. Ketidak tahuan remaja
dan ketebatasan informasi dalam masalah kesehatan reproduksi dapat
mengakibat terjerumusnya remaja kedalam perzinahan yang menyebabkan kehamilan
yang tidak diinginkan oleh remaja maupun keluarga itu sendiri.
Sekitar 1 miliyar
manusia atau setiap 1 diantara 6 penduduk dunia adalah remaja, 85% hidup di
negara berkembang. Di Indonesia pertumbuhan jumlah remaja berkembang sangat pesat. Pada tahun 1970 dan
2000, kelompok umur 15-24 dengan jumlah 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% menjadi
21% dari jumlah total penduduk Indobesia. (Kusmiran, 2012 dalm Malina Penny,2014).
Hal ini dapat memberikan pengaruh buruk bagi remaja, terkhususnya bagi remaja
putri yang sangat rentan mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (KTD),
sirnanya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan maupun dalam pekerjaan. Bagi
keluaraga menimbulkan aib, menambah beban ekonomi keluarga. Bagi masyarakat
menurunnya kualitas sumber daya manusia, karena menungkatanya angka putus
sekolah pada remaja, menyebabkan beban bagi ekonomi bagi masyarakat, sehingga
derajat kesejahteraan masyarakat menurun (Depkes RI, 2008 dalam Melina Penny
2014).
Beberapa faktor yang menyebabkan kehamilan pada
remaja antara lain hubungan perilaku seks pada subur, renggangnya hubunga
antara hubungan antara orang tuanya, rendahnya interaksi di tegaj-tengah
keluarga, keluarga yang tetutup dengan informasi seks dan seksuaidaklitas
ditambah dengan kesibukan orang tua (Ambarwati,2013 dalam Farida 2014).
Di Indonesia berhubungan dengan kejadian kehamilan yang
tidak diinginkan sebagian besar di alami oleh ibu yang berpendidikan SMP
(65,5%) dengan usia perkawinan 16-20 tahun (51,7%) hal ini sambil diiringi
kejadian aborsi sebesar 6,71% (Pranata dan Sadewo, 2013).
BKKBN Kalimantan Barat
tahun 2005 menunjukan bahwa prilaku remaja sebanyak 50% melakukan aborsi yang
tidak aman hal ini lebih disebabkan karena kelahiran yang idak diinginkan dan
sebagian berumur usia 12-17 tahun sedangkan pada tahun 2012 kejadian kehamilan
yang tidak diinginkan menunjukan prevalensi KTD di Kabupaten Sambas sebesar 26,6%
sedangkan di Kota Pontianak sebesar 22%.
Salah satu solusi untuk
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan di usia remaja yaitu dengan
memberikan bimbingan, pendidikan, penyuluhan tentang pentingnya kesehatan
reproduksi di usia remaja. Apabila seorang remaja mampuh mengerti pentingnya
kesehatan reproduksi bagi merek.a, maka mereka akan dapat mencegah untuk
terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan pada usia remaja. (siyono 2013).
I.2. Perumusan Masalaha
Berdasarkan
uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “ apakah ada
hubungan antara pengetahuan, sikap dan prilaku seksual remaja dengan kehamilan
yang tidak diinginkan pada remaja?”
1.3.Tujuan
Penelitian
3. I.1 Tujuan Umum
Tujuan
umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahua,
sikap, dan prilaku seksual remaja terhadap kehamilan yang tidak diinginkan oleh
remaja.
3. I.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a.
Dapat mengetahui
gambaran pengetahuan remaja pada kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja.
b.
Dapat memperoleh
gambaran sikap remaja pada kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja.
c.
Mendapatkan
informasi gambaran tentang prilaku seksual remaja dengan kahamilan yang tidak
diinginkan pada remaja.
d.
Untuk mengetahui
hubungan antara pengetahuan remaja dan kehamilan yang tidak diingikan oleh
remaja.
e.
Memperoleh
informasi mengenai gambaran sikap remaja dengan kehamilan yang tidak diinginkan
pada remaja.
f.
Mendapatkan
informasi mengenai hubungan prilaku seksual remaja pada kehamilan yang tidak
diinginkanpada remaja.
I.4. Manfaat Penelitian
4. I.1. Bagi Mahasiswa
Dapat di jadikan refrensi sebuah karya ilmiah, yang
dapat mendukung pekerjaan atau tugas sebagai mahasiswa dan dengan informasi
yang di peroleh terhadap kehamilan yang tidak diinginkan dapat di jadikan
pelajaran hidup untuk kedepannya.
4. I.2. Bagi Fakultas
Sebagai bahan informasi untuk menyampaikannya
kembali kepada mahasiswa, keluarga, masyarakat, dalam menangani kehamilan yang
tidak diinginkan pada remaja.
4. I.3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman, wawasan dan
pengetahuan penulis agar mampu menganalisa hubungan antara pengatuan, sikap,
dan prilaku seksual remaja dengan kehamilan yang tidak diinginkan.
1.5. Keaslian Penelitian
Peneliiti
|
Judul
|
Variabel
Penelitian
|
Metode
Penelitian
|
Analisis Data
|
Hasil
|
Melina Penny, 2014.
|
Hubungan faktor pengetahuan dan
efikasi diri dengan prilaku seksual remaja putri.
|
Pengetahuan, efikasi diri remaja putri
tenteng prilaku seksual, dan perilaku seksual.
|
Potong lintang, observasi.
|
Analisis univariat, dan analisis
bivariat.
|
Kesimpulan yang diperoleh:
remaja remaja putri yang memiliki
pengetahuan kurang baik sebanyak 74 orang, dan memiliki pengetuan baik
sebanyak 90 orang. Remaja putri yang mampu mengefekasi diri sebanyak 56 orang
dan yang tidak mampu 180 orang. Remaja putri yang melakukan perilaku seksual
sebanyak 157 orang dan yang tidak melakukan prilaku seksual sebanyak 7 orang.
Ada hubungan antara pengetahuan remaja putri dengan prilaku seksual remaja di
SMA N 1 Abawang tahun 2014 (p
value=0,045, PR=1,196). Ada hubungan antara Efikasi diri remaja putri
dengan prilaku seksual remaja di SMA N 1 Ambawang tahun 2014 (p value= 0,005,PR=1,o75).
|
Peneliiti
|
Judul
|
Variabel Penelitian
|
Metode Penelitian
|
Analisis Data
|
Hasil
|
Novi
Erlina Styawati, 2015.
|
Faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja
di wilyah kerja puskesmas Pakem Sleman tahun2015.
|
Tingkat
pengetahuan, pola asuh orang tua, pergaulan remaja, dan kehamilan yang tidak
diinginkan.
|
Survey pendekatan korelational.
|
Uji
chi-square.
|
Kesimpulan
yang dapat di peroleh: Remaja yang mengalami KTD sebagian besar mempunyai
pengetahuan cukup tentang KTD 60%. Remaja yang mengalami kejadian KTD
sebagian besar mempunyai orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis
dengan kategori cukup 66,7%. Remaja yang mengalami KTD sebagian besar
mempunyai pergaulan remaja yang cukup (66,7%). Faktor-faktor yang secara signifikan
berhubungan dengan kejadian KTD pada remaja di puskesmas Pakem Sleman tahun
2015 adalah tingkat pengetahuan tentang KTD (p 0,027), pola asuh orang tua (p
0,004) dan pergaulan remaja (p 0,012).
|
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Kehamilan
tidak diinginkan
II.1.1
Pengertian
Kehamilan yang tidak di inginkan adalah kehamilan
yang dialami oleh seorang wanita yang sebenarnya belum menginninkan atau sudah
tidak tidak menginginkan hamil. (BKKBN, 2007). Istilah kehamilan yang tidak
diinginkan merupakan kehamilan yang tidak menginginkan anak sama sekali atau
kehamilan yang tidak diinginkan tetapi tidak pada saat itu/mistimed pregnancy (kehamilan terjadi lebih cepat dari yang telah
direncanakan.
Kehamilan yang tidak diinginkan berhubungan dengan
meningkatnya resiko morbiditas wanita dan dengan prilaku kesehatan selama
kehamilan yang berhubungan dengan efek yang buruk.
Menurut PKBI (2002) ada beberapa alasan yang membuat
kehamilan itu tidak diinginkan terjadi:
1. Kehamilan yang terjadi akibat pemerkosaan
2. Kehamilan yang datang pada saat yang belum tepat
3. Kehamilan yang terjadi akibat seksual diluar nikah
4. Penundaan dan peningkatan jarak usia perkawinan
5. Ketidaktahuan pengetahuan tentang prilaku seksual
yang dapat mengakibatkan kehamilan
6. Tidak menggunakan alat kontrasepsi
Salah satu penyebab dari kehamilan tidak diinginkan adalah
kegagalan penggunaan kontrasepsi atau tidak mau menggunakan alat kontrsepsi
meskipun metode KB sudah tersedia namun masih ada para ibu yang tetap tidak
menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan,
hal ini dikarenakan kurangnya akses informasi dan pelayanan KB, selain itu
pengetahuan tentang resiko kehamilan akibat hubungan seks yang tidak aman yang
biasanya melakukan hubungan seks pada masa subur (Muzdalifah,2008).
Berbagai akibat yang timbul yang mungkin dapat ditimbulkan
oleh kehamilan yang tidak diinginkan, antara lain (Muzdalifah,2002):
1. Kehamilan yang tidak diinginkan dapat mengakibatkan
lahirnya seorang anak yang tidak diinginkan (unwanted
child), dimana anak ini akan mendapatkan cap burukdikemidian hari.
2. Terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan juga
dapat memicu terjdinnya penguguran kandungan (aborsi) karena sebagian besar
perempuan yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan mengambil keputusan
atau jalan keluar dengan melakukan aborsi, terlevih lagi aborsi yang tidak
aman.
Kelompok yang rentan mengenai kehamilan
yang tidak diinginkan (Yanti,2011) adalh sebagai berikut:
1. Pasangan usia subur
Kelompok pertama “unmeet need” terdiri dari pasangan usia
subur yang sudah tidak menginginkan anak tetapi tidak mau menggunakan
kontrasepsi. Menurut hasil survey demografi dan kesehatan indonesia (SKDI)
tahun 2002-2003jumlahnya sebesar 9% dari jumlah total pasangan usia subur.
2. Para remaja
Tingginya aktivitas seks remaja
ini tidak seimbang dengan pemahaman mereka akan kehamilan, yang tenryata masih
sangat minim. Misalnya, masih banyak remaja yang beranggapan bahwa bila
melakukan hubungan seks satu kali saja, tidak akan hamil.
Dengan kondisi seperti itu, tidak
berlebihan bila remaja berkontribusi sebesar 27%dari keseluruhan kasus KTD
dimana menurut data dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
tahun 2004 mengunggkapkan bahwa 30 dari kasus aborsi adalah remaja akibat kehamilan
yang tidak diinginkan.
Menurut lembaga Swadaya Masyarakat
Sahabat Anak dan Remaja Indonesia menyebutkan bahwa untuk kabuptan bandung
dengan jumlah remaja sebanyak 38.288 di duga pernah berhungan intim diluar
nikah atau melakukan seks bebas.
3. Pekerja seks komersial
Berdasarkan estimasi departemen
kesehatan tahun 2009 terdapat 15-17 juta kali transaksi seks pertahun. Kondisi
ini selain membuka kemungkinan terjadinya saling tukar penyakit seksual maupun
HIV/AIDS juga membuka kehamilan yang tidak diinginkan erungkap terjadi.
Dengan kondisi seperti ini tidak berlebihan
bila kelompok ketiga berkontribusi
sebesar 16% dari keseluruhan kasus kehamilan yang tidak diinginkan.
4. Korban kekerasan seksual
Korban kekerasan seksual walaupun belim
transparan, namun kian hari semakain banyak terungkap kasus kekerasan seksual
baik berupa perkosaan, incest maupun perbudakan seksual. Kelompok ini
berkontribusi sebesar 9% dari keseluruhan kasus kehamilan yang tidak
diinginkan.
Terdapat banyak alasan timbulnya
kejadian yang tidak diinginkan pada kalangan perempuan (Wahyudinata,2007):
a. Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan
b. Kehamilan datang pada saat yang belum diharapakan
c. Kehamilan yang terjadi akibat berhubungan seksual
diluar nikah
Sedangakan menurut PKBI (2002), banyak
alasan yang dikemukakan kehamilan yang tidak diinginkan adalah sebagai berikut:
a. Penundaan dan peningkatan jarak usia perkawinan .
b. Ketidak tahuan atau minimnya pengetahuan tentang
perilaku seksual yang dapat mengakibatkan kehamilan.
c. Tidak menggunakan alat kontrasepsi
d. Alasan karir atau masih sekolah.
e. Kondisi kesehatan ibu yang tidak mengizinkan
kehamilan.
f. Kehamilan karena incest.
II.2. Pengetahuan
2.2.1
Pengertian
pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca
indra yakni indra penglihatan, pendengara pendengaran, penciuman, dan peraba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sanagata penting dalam
membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Gazalba, dalam Notoatmodjo,
(2005) pengetahuan adalah apa yang di ketahui atau hasil hasil dari pekerjaan
tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari pada : kenal, insaf, mengerti
dan pandai.
Apabila menerima perilaku baru atau
adopsi perilaku melalui proses pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif
maka perilaku itu akan bersifat tahan lama, namun sebaliknya apabila proses
adopsi perilaku tidak di sadari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan
berlangsung lama.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai enam tingkat, yaitu:
1.
Tahu (know)
Tahu
diartikan sebagai mengingat suatu materi yang sudah di pelajari sebelumnya,
termasuk kedalam pengetahuan tingkat ilmu adalah mengingat kembali sesuatu
sfesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsanga yang telah diterima,
oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain dengan
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2.
Memahami (Comprehension)
Memahami
di artikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui, dan dapat mengintreprestasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang paham terhadap objek atau harus dapat menjelaskan dan menyebutkan
sebagai contoh: menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang akan di pelajari
dan sebagainya.
3.
Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan
sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi real. Aplikasi disini diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prisip dan sebagainya dalam konteks situasi lain.
4.
Analisis (Analysis)
Analisis
adalah suatu kemampuan untuk menjanbarkan materi suatu objek kedalam
komponen-komponen, tapi masih dalam struktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengklompokkan dan sebagainya.
5.
Sintesis (syinthesis)
Sintesis
menunjukan pada suatau kemampaun untuk meletakkan keseluruhan yang baru. Dengan
kata lain sintesis dalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi
dari formulasi yang ada dan sebagainya.
6.
Evaluasi (evalution)
Evaluasi
ini dikaitkan dengan kemampuan unutk melakukan penilaian terhadap suatu objek
atau materi. Penilaian-penilaian itu di asarkan pada suatu keriteria.
11.3. Sikap
2.3.1
Pengertian sikap
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau
reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung
atau memihak maupuan perasaan tidak mendukung ataupun tidak memihakpada objek
tersebut (berkowitz dalam Farida,2014).
Sikap
merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulasi
atau objek. Manifestasi sikap atau tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap belum
merupakan suatau tindakan atau aktifitas, akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku
(Notoatmodjo,2003 dalam Syamsiwarni,2009).
Sebuah
sikap belum otomatis terwujud dalam sebuah tindakan (everbahvior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perwujudan
nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan salah
satunya fasilitas. Disamping faktor fasilitas diperlikan juga faktor dukungan (support) dari pihak lain misalnya
keluarga terdekat, orang tua sangat penting dalam penentuan sikap dan prilaku
seorang anak.
2.3.2.
Tingkat Sikap
Sepertinya
halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
1. Menerima (Receiving)
Menerima
diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(objek).
2.
Merenspons (Responding)
Memberikan
jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelasaikan suatu dari sikap, karena
dengan usaha unutk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,
terlepas pekerjaan itu benar atau salah adalah orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (Valuing)
Mengajak
orang lain unutk mengerjakan dan mediskusikan dengan orang lain terhadap suatu
masalah adalah indikasi sikap tingkat tiga.
4.
Bertanggung
jawab (Responsible)
Bertanggung
jawa atas sesuatu yang selalu dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakn
sikap yang paling tinggi.
2.3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
1.
Faktor Internal
Orang tua dan
keluarga merupakan faktor utama pembentukan sikap seseorang kaena sikap pertama
kali dibentuk, sebagian dari mereka yang didalam keluarganya mengalami banyak
masalah akan memngalami gangguan psikologis dalam diri anak tersebut sehingga
mereka akan tumbuh menjadi remaja yang liar, suka memberontak, susah diatur,
keras kepala, bahkan banyak diantara mereka yang terjerumus dalam obat-obatan
yang terlarang dan pecandu narkotika, psikotropika, dan zat-zat adikftif
lainnya.
2.
Faktor Eksternal
Selain faktoe
internal di atas, sikap juga dapat dipengaruhi dari luar yaitu lingkungan yang dapat membentuk
seseorang memiliki sikap dan perilaku yang baik maupu menyimpang. Pergaulan yang tidak terkontro
akan dapat menyebabkan nereka menjadi remaja yang liar dan susah diataur.
Informasi yang salah mereka peroleh dari lingkungani kemudian dengan pengetahuan yang kurang akan informasi yang
kurang jelas dapat mengakibat seseorang akan terjerumus kedalam hal-hal yang
dapat merugikan seseorang tersebut.
II.4. Perilaku Seksual
Seks berarti jenis kelamin. Segala sesuatu yang
berhungan dengan jenis kelamin disebut dengan seksualitas (Kusmiran,2012).
Pelrilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual
baik yang dilakukan sendiri dengan lawan jenis maupun sesama jenis
(Sarwono,2007). Perilaku seksual merupakan seksual pranikah yang dilakukan
tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama
(Mutadin,2002 dalam Melina Penny,2014). Menurut (Blanch dan Colier,1993 dalam
Kusmiran,2012). Seksualitas meliputi lima area.
1.
Sensualitas
Adalah
kenikmatan yang merupakan bentuk interaksi antara pikiran dan tubuh. Umumnya
sensualitas melibatkan panca indra (aroma, rasa, penglihatan, pendengaran
sentuhan) dan otak (organ yang paling kuat terkait seks dalm fungsi fantasi,
antisifasi, memori atau pengalaman).
2.
Intimasi
Ikatan emosional
kedekatan dalam relasi interpesonal. Biasanya mengandung unsur-unsur
kepercayaan, keterbukaan diri, kedekatan dengan orang lain, kehangatan,
kedekatan fisik, dan saling menghargai.
3.
Identitas
Peran jenis
kelamin yang mengandung pesan-pesan gendeer perempuan dan laki-laki dan
mitos-mitos (feminimitas dan maskulinitas), serta orientasi seksual, hal ini
juga menyangkut bagaimana seseorang menghayati peran jenis kelamin sesuai
dengan peran jenis kelaminnya.
4.
Lingkaran
kehidupan (life cycle)
Aspek biologi
dari seksualitas yang terkait dengan anatomi dan fisiologis organ seksual.
5.
Ekploitasi (exploitation)
Unsur kontrol
dan manipulasi terhadap seksualitas,seperti kekerasan seksual, pornografi,
pemerkosaan, dan pelecehan seksual.
Menurut kusmiran (2012)
ruang lingkup seksualitas terbagi menjadi beberapa bagian, yakni :
1.
Seksual biologis
Komponen yang
mendukung beberapa ciri dasar seks yang terlihat dari individu yang bersangkutan
(kromosom, hormon, serta ciri seks primer dan skunder). Ciri seks primer timbul
sejak lahir, yaitu alat kelamin luar (genitalia eksterna) dan alat kelamin
dalam (genitalia interna). Ciri seks timbul saat seseorang meningkat dewasa,
misalnya timbul rambut badan ditempat tertentu, (ketiak, dada), payudara
membesar pada perempuan, dan perubahan suara pada laku-laki.
2.
Identitas
seksual
Adalah konsep
dari indibidu yang menyatakan dirinya laki-laki atau perempuan. Identitas
seksual dalam bentuk banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan tikoh yang sangatt
penting (orang tua).
3.
Identitas gender
Penghayatan
perasaan kelaki-lakian atau keperempuanan yang dinyatak dalam bentuk prilaku
sebgai laki-lakiatau pperempuan dalam lingkungan budayanya. Identias budaya
merupakan interaksi antar faktor fisik dan psikoseksual. Interaksi yang
harmonis diantara kedua faktor ini akan menunjang perkembangan norma seseorang
laki-laki atau perempuan.
4.
Perilaku seksual
Yaitu orientasi
seksual dari seseorang individu, yang merupakan interaksi antara kedua unsur
yang sulit dipisahkan, yaitu tingkah laku gender. Tingkah laku seksual didasari
dorongan seksual untuk mencari dan memperoleh kepuasan seksual, yaitu orgasmus.
Tingkah laku gender adalah tingkah laku dengan konotasi maskulin atau feminim
diluar tingkah laku seksual. Prilaku seksual itu mulai tampak setelah anak
menjadi remaja.
II.5. Perilaku Seksual Remaja
Perubahan dan
perkembangan perilaku seksual yang terjadi pada masa rerfungsinya remaja di
pengaruhi berfungsinya hormon-hormon seksual (testoteron untuk laki-laki dan
progesteron untuk perempuan). Hormon-hormon inilah yang berpengaruh terhadap
dorongan seksual pada manusia. Prilaku sosial memiliki pengertian yang berbeda
dengan aktivitas seksual dan hubungan seksual (Kusmiran,2012 dalam Malina
Penny,2014)
Prilaku seksual serimg
ditanggapi sebagai hal yang berkonotasi negatif, pada hal perilaku seksual ini
sangat luas sifatnya. Perilaku seksual merupakan perilaku yang bertujuan untuk
menarik perhatian lawan jenis. Contohnya: berdandan, merapikan pakian, mejeng,
main mata, merayu, menggoda, bersiul.
Aktivitas seksual
adalah kegiatan melakukan dalam upaya memenuhi dorongan seksual atau kegiatan
mendapatkan kesenangan organ kelamin atau seksual melalui berbagai prilaku.
Contoh: berfantasi, masturbasi, cium pipi, cium bibir, sampai berhubungan
intim.
Hubungan seksual adalah
kontak seksual yang dilakukan berpasangan dengan lawan jenis. Contohnya:
masturbasi, fantasi seksual, atau menonton, membaca buku yang berisi
pornografi.
Cara yang bisa
dilakukan orang untuk menyalurkan dorongan seksual antara lain.
a.
Menghabiskan
tenaga dengan berolahraga
b.
Menyalurkannya
melalui mimpi erotis (mimpi basah)
c.
Berkhayal atau
berfantasi seksual
d.
Masturbasi atau
onani
e.
Melakukan
aktivitas seksual non penetrasi (berpegangan tangan, berpelukan, cium pipi,
cium bibir, cium berat, petting)
f.
Melakukan
akifitas seksual (intercouse)
2.6.
Dampak Perilaku Seksual Remaja
a. Kehamilan pada remaja
Kehamilan pada remaja mempunyai resiko medis yang
cukup tinggi, karena pada masa remaja, alat reproduksi belum cukup matang unutk
melakuakan fungsinya (Kusmiran,2012). Rahim (uterus) baru siap melakuakan
fungsinya setelah umur 20 tahun, karena pada usia i ni fungsi hormonal melewati
masa kerjanya yang maksimal. Rahim pada seorang wanita mulai mengalami
kematangan sejak umur 14 tahun yang ditandainya dengan menstruasi. Pematangan
rahim dapat pula dilihat dari perubahan ukaran rahim secara otomatis. Pada
seorang wanita, ukuran rahim berubah sejalan dengan umur dan perkembangan
hormonal.
Pada usia 14-18 tahun, perkembangan otot-otot rahim
belum cukup baik kekuatan dan kontraksinya sehingga jika terjadi kehamilan
rahim dapat reptur (turunnya rahim keliang vagina) pada saat persalinan.
Pada usia 14-19 tahun, sistem hormonal belum stabil.
Hal ini dapat dilihat dari siklus menstruasi yang belum teratur. Ketidakraturan
tersebut dapat berdampak jika terjadi kehamilan. Kehamilan menjadi tidak
stabil, mudah jadi perdarahan, dan terjadi abortu atau kematian janin.
Sebagian besar kehamilan remaja merupakan kehamilan
yang tidak diinginkan (KTD) yang merupakan terminologi yang biasa dipakai untuk
memberi istilah adanya kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita yang
bersangkutan maupun lingkungannya. Kehamilan yang tidak diinginkan adalah suatu
kejadian yang dikarenakan sebuah seabab sehingga keberadaannya tidak diinginkan
oleh salah satu atau kedua calon orang tua bayi. Hal ini akan mengakibatkan
resiko kesakitan dan kematian pada proses kehamilan maupun persalinan antara
lain:
a.
Resiko pada
prosses kehamilan
Perempuan yang
hamil pada usia dini atau remaja cendrung memiliki berbagai resiko kehamilan
dikarenakan kuranganya pengetahuan dan ketidaksiapan dalam menghadapi
kehamilannya. Akibatnya mereka yang kurang memperhatikan kehamilan sangat
beresiko mengalami hal sebagai berikut:
a.
Keguguran
(aborsi), yaitu berakhirnya proses kehamilan pada usia kurang dari 20 minggu.
b.
Pre-eklamsia,
adalah ketik teraturan tekanan darah selama dan eklampsia, kejang pada
kehamilan.
c.
Infeksi, yaitu
peradangan saat kehamilan.
d.
Anemia, yaitu
kurang kadar hemoglobin dalam darah.
e.
Kanker rahim,
adalah kanker yang terdapat dalam rahim, hal ini erat kaitannya belum
sempurnannya perkembangan dinding rahim.
f.
Kematian bayi,
yaitu bayi yang meninggal dalam usia kurang dari 1 tahun.
b.
Resiko pada
proses persalinan
Melahirkan
mempunyai resiko kematian bagi semua perempuan, bagi seorang perempuan. Seorang
perempuan yang melahirkan kurang dari usia 20 tahun dimana fisik belum mencapai
kematangan maka resiko yang dialami adalah:
a.
Prematur,
yaitu kelahiran bayi sebelum usia
kehamilan 37 minggu.
b.
Timbulnya
kesulitan persalinan, disebabkan karena faktor ibu ,bayi dan proses persalinan.
c.
BBLR (berat bayi
lahir raendah) bayi yang lahir dengan berat lahir dibawah 2.5000 gram.
d.
Kematian bayi, bayi mrninggal dibawah umur 1 tahun.
e.
Kelainan bawaan,
yaitu kelainan atau cacat yang terjadi sejak dalam proses kehamilan.
f.
Resiko
tertularnya penyakit menular seksual (PMS), seperti: Gonore (GO), sefilis,
herpes simpleks (genitalis),Clamidia, Kondiloma Akuminanta, HIV/AIDS.
g.
Pengguguran
kandungan yang tidak aman, infeksi organ-organ reproduksi, anemia, kemandulan,
dan kematian karea pendarahan atau keracunan kehamilan.
h.
Trauma kejiwaan,
seperti: depresi, rendah diri, merasa berdosa, hilang harapan masa depan
i.
Hilangnya
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan kesempatan kerja.
II.6. Kerangak Teori
Pengetahuan
1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi
4. Analisa
5. Sintesis
6. Evaluasi
Sikap
1. Menerima
2. Merespon
3. Menghargai
4. Bertanggung
gambar
1.1
hubungan
antara pengetahuan sikap dan prilaku seksual remaja terhadap kehamilan tidak
diinginkan
sumber: (BKKBN, 2007), (Farida,
2014), (Melina Prnny,2014), (Syamsiwarni,2009), (Notoatmodjo,2003).
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. Desain Penelitian
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan observasional analitik dengan rancangan cross sectional yaitu suatu penelitian yang memberikan gambaran
secara objektif tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti
disertai penjelasan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya yang
mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan secara bersamaan (Pratiknya,2010).
III.2. Populasi dan Sampel
III.
2.1. Populasi
Sugiyono (2008), menyatakan populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarri dan
kemudian ditarik kesimpulan. Popilasi dalam penelitian ini adalah 180 remaja
putri SMA XX .
III.
2.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini di ambil berdasarkan
Kretiria Inklusi:
1.
Bersedia
diwawancara atau bersedia jadi responden
2.
Remaja putri
berusia 14-19 tahun yang pernah punya pacar dan yang sedang punya pacar
3.
Kelas X dan
kelas XI yang masih aktif di SMA XX.
Sampel
penelitian ini adalah 150 dari seluruh jumlah populasi (total population sampling) 180 siswi.
III. 4
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
III. 3.1. Data Primer
Data primer dalam penelitian dilakukan dengan
wawancara dan obervasional analitik yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke
objek penelitian untuk melihat situasi di daerah setempat, selain itu wawancara
di lakukan secara langsung kepada staf-staf di SMA XX.
Instrumen
atau alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam penelitian kegiatan ini adalah
melalui komunikasi tidak langsung dengan cara mengisi kuesioner yang diberikan
kepada responden.
III. 3.1. Data Sekunder
Data skunser yang diambil menyangkut gambaran umum
tempat penelitian dari tata usaha SMA XX. Dan jumlah siswa yang diperoleh dari
ketua urusan kesiswaan sekolah SMA XX.
III.4. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data
Setelah data terkumpul, maka dilakaukan pengolahan
data dengan melalui beberapa tahapan, yang terdiri dari:
1.
Memeriksa data (editing)
Langkah
ini dilakukan untuk mempermudah dalam proses kelengkapan penyempurnaa data yang
kurang atau tidak sesuai. Dalam hal ini yang diperlukan adalah kelengkapan
data, kejelasan data, konsistensi data, dan kesesuaian responsi.
2.
Memberi kode (coding)
Kegiatan
ini mengklasifikasikan data menurut kategorinya. Langkah pemberian kode pada
atribut dan variabel ini memudah peneliti dalam tahap analisa data.
3.
Menyusun data (Tabulating)
Mengelompokan
data kedalam suatau kelompok data tertentu menurut sifat-sifat yang dimiliki
sesuai dengan tujuan penelitian.
4.
Data Entry
Data
yang sudah diolah kemudian dimasukan kedalam master tabel atau data base
komputer.
III.5. Teknis Analisis Data
Setelah dilakukan pengolahan data unutk tahap
selanjutnaya adalah analisis data. Teknik anlisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis univariat
dan anlisis bivariat.
a.
Analisis univariat
adalah analisis yang dilakuakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karateristik masing-masing variabel yang diteliti dalam penelititan ini.
b.
Analisis bivariat adalah
mendekripsikan dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi.kriteria
penelitian yang dipakai dengan melihat tingkat signifikan yang ditunjukan
dengan nilai probabilitas (P) karena tingkat kepercayaan penelitian yang digunakan
adalah 95% maka nilai probabilitas yang dipakai adalah ( p = 00,05), sehingga
Ho ditolak hubungan apabila nilai p > 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak
(Notoatmodjo,2010).
Analisis univariat digunakan untuk
melihat gambaran kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja putri di SMA XX dan
analisis bivariat digunakan untuk
melihan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan
uji statistik chi-square. Uji-square digunakan untuk melihat variabel faktor
pengetahuan, sikap, dan prilaku seksual remaja dengan kehamilan tidak
diinginkan pada remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan
Pontianak.2012. laporan kesehatan ibu dan
anak. Pontianak.
Depkes RI.2002. Standar Pelatanan Kesehatan,13-47.
Jakarta
Farida. 2014.Hubungan
antara Pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga tentan masa subur dengan
kehamilan yang tidak diinginkan pada calon penganti remaja wanita di Kecamatan
Pemangkat. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Pontianak.
Firdausy,Gilang N.2010.Hubungan antara pengetahuan dan sikap
tentang seks pranikah dengan prilaku seksual pada siswa SMK XX Semarang.
Notoatmodjo,
Soekidjo.2010. Metodelogi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Penny M.2014.
Hubungan faktor pengetahuan dan efikasi
diri dengan perilaku seksual remaja putri. Skripsi.Universitas
Muhammdiyah Pontianak.
Pranta, Setia dan
Sadewo,FxSr.2013.Kejadian KTD di Indonesia.Badan Peneliti dan Pengembangan
Kesehatan Indonesia. Jakarta. Syamsiwarni.2009. Hubungan tingkat pendidikan,
pengetahuan dan sikap denngan pernikahan usia dini Desa Parit Haji Muchsin
Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Skripsi.
Universitas muhammadiyah Pontianak.
Syamsiwarni.2009.
Hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap denngan pernikahan usia dini
Desa Parit Haji Muchsin Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Skripsi. Universitas muhammadiyah
Pontianak.
Sunaryo.2002. Gender dan Keluarga.
http://books.google.co.id./books?id=EG_yE0SdHnYC&pg=PA179&dq=dukungan+kelurga&source=bl&ot=GEdOnfcS7C&sig=uJVBP0MApruB5P0oOpTfO5WtUTY&hl=en&sa=X&ei=99wFU73uAsWTrgfbtlG4CA&redir_esc=y#v=onepage&q=dukungan%20keluarga&f=false. (diakses tanggal 13 November 2013).
LAMPIRAN
Kepada ,
Siswi XX
di........
Di-
Tempat.
Dengan hormat,
Nama : Iman Tantomi
NIM : 131510121
Jurusan : Kesehatan Reproduksi
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Universitas Muhammdiyah Pontianak
Program : Starata satu (S1)
Pada saat ini sedang mengadakan
suatu penelitian guna memenuhi tugas akhir dalam penyelesaian pendidikan.
Dengan judul “Hubungan Antara Pengetahuan Sikap dan Prilaku Seksual Remaja
Terhadap Kehamilan Tidak Diinginkan pada Remaja.
Dengan jusul diatas saya mohon
kesedian anda untuk menjawab kuesioner dengan jujur sesuai pengetahuan, dan
aktifitas seksual yang pernah dilakukan sesuai dengan pengalaman masing-masing.
Jawaban yang anda berikan akan saya
jaga kerahasiaannya dan tidak akan digunakan diluar kepentingan penelitian ini.
Demikian saya sampaikan, atas
kesediaan dan kerja sama yang anda berikan saya ucapkan terima kasih.
Pontiank, bulan tahun
Peneliti
Iman
Tantomi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar